Sabtu, 27 Oktober 2012

Kupat Tahu vs Ketoprak

Apa bedanya? Tipis-tipis sih beda dua jenis makanan ini. Dari mulai bahan-bahannya dan cara pembuatan dan penyajiannya. Kali ini cerita Kupat Tahu. Tulisan Ketoprak akan diceritakan di posting berbeda.


Aku mengingat kupat tahu saat masa kecilku di Tasikmalaya. Ada Kupat Tahu di pojokan kota yg rasanya bisa membuat orang di kota-kota jauh datang hanya untuk mencicipi rasanya. Potongan ketupat dan tahu goreng panas, ditutupi rebusan toge goreng dan disiram bumbu kacang. Yg disajikan di Gasub ada sedikit berbeda. Kerupuknya dihidangkan terpisah. Satu piring penuh untuk masing-masing pembeli. Membuat repot saja karena tidak tahu mau disimpan dimana tuh piring kerupuk.

Lihat saja sekeranjang kerupuk yg dicantelkan diantara pohon mahoni di pinggiran Jalan Gatot Subroto Bandung.

Kupat Tahu Singaparna begitu tertulis di kaca. Diseluruh tanah Pasundan jenis makanan kupat tahu bisa mudah ditemukan. Di Bogor ada yg namanya Doclang. Nah itu agak beda lagi rasanya. Lontong sayur juga beda tuh.




Senin, 22 Oktober 2012

Kapurung...

Kapurung...
Dari namanya, mungkin tidak banyak orang yang familiar, apalagi di tanah Sunda seperti Bogor ini...
Kapurung memang bukan makanan khas masyarakat Bogor. Dan kenapa bisa muncul di blog ini.. Hmm, well sedikit ego mungkin karena kangen yang amat sangat dengan masakan yang biasa dibuatkan mamak saya ini. Saking kangennya mbela-belain masak dan menjadikan teman-teman saya sebagai korban penikmatnya...

Kapurung adalah makanan khas dari Luwu, Sulawesi Selatan. Orang yang berdarah bugis atau pernah berkunjung ke daerah Luwu biasanya "ngeuh" sama makanan ini. Basically, bahan dasar makanan ini adalah sagu (salah satu bawaan wajib kalo abis mudik " sagu kering"). Kalo di kawasan paling timur Indonesia, sagu diolah menjadi Papeda yang biasanya disantap dengan kuah kuning atau sayur. Nah, agak geser ke daerah tengah Indonesia, sagu tadi disajikan dalam bentuk bola-bola kecil bercampur sayur mayur dan ikan/daging. 

Dari beberapa langkah memasak Kapurung ini, yang paling membuat tegang adalah cara mengolah sagunya. Sagunya tidak dimasak diatas kompor, melainkan disiram dengan air mendidih. Kalo takaran sagu dan airnya tidak pas atau airnya gak sampai mendidih, gak akan jadi deh itu adonan sagunya. Bisa keenceran atau kekentalan. 


ini adonan sagu yang sudah jadi, trus dibentuk jadi bola-bola sagu kecil

Nah, kalau di tempat asalnya sayuran-sayuran di dalam kapurung biasanya terdiri dari daun kacang/daun bayam/ daun melinjo, kacang panjang, terong bulet, jagung, jantung pisang, ditambah asam patikala (yang ini gak tau bahasa Indonesianya T.T ). Disamping itu sering dicampur ikan/daging sapi/daging ayam dan kacang goreng sebagai bahan tambahan. Bumbunya sendiri sangaaat sederhana, cuma perlu cabe rawit, tomat, garam, dan terasi. Pelengkap terakhir, jangan lupa kuah ikan masak dan air jeruk nipis. Jadi deh Kapurung yang lezat dan bergizi. Kalo dari rasanya sebenarnya adek kakak-an sih sama Tom Yam dan Sayur Asem, pedes dan asem. Paling pas dinikmati saat masih panas-panasnya.

Begini penampakan Kapurungnya....

Kalo menyadur quotenya Anthony Bourdain yang dicontek dari account sebelah, makanan itu soal budaya. Apa yang menjadi hasil proses belajar hidup sebuah komunitas masyarakat. Seperti halnya terciptanya Kapurung dengan memanfaatkan hasil alam yang memang melimpah di lingkungan. Di tanah asalnya, Kapurung tidak pernah luput dari keseharian masyarakat. Makanan ini juga bukan makanan yang bisa dinikmati hanya oleh satu dua orang, tetapi makanan yang memang paling cocok dinikmati segerombolan orang. Kenikmatan tiada tara memang saat tanding-tandingan menyendok kapurung ke piring masung-masing lalu di-sruput (lupa bilang, kalo makan sagunya itu gak dikunyah, tapi langsung ditelen :D ), kadang sampai lupa udah nambah berapa kali. 

Hmm, sayangnya di Bogor ini belum ada saya temukan warung yang menyediakan Kapurung jadi tak bisa merekomendasikan tempat yang pas. Well, silahkan berkunjung ke tanah Sulawesi Selatan kalau mau mencoba.. heheh.. 

   

Jumat, 12 Oktober 2012

Soto Daging plus Keroket Mang Bonin

Soto Mang Bonin, adanya di Jl. Samboja-Merdeka, Bogor. Awalnya, sepulang yoga di Kebun Raya Bogor, Cici, mengajak saya, Vega dan Sari menikmati soto ini. Dikira dekat, ternyata lumayan juga dari Kebun Raya hingga Merdeka, naik angkotlah ke sana.

Tiba di Jl. Samboja, kira-kira jam 10 pagi. Di pinggir sungai, ada sebuah tenda penuh sesak oleh pelanggan. Ada yang berdiri, nunggu giliran dapat tempat duduk. Dua orang laki-laki berdiri depan gerobak, yang satu sibuk memotong keroket dan daging, lalu dimasukkan ke dalam mangkok. Satu orang, ambil mangkok bawa ke pelanggan.

Lumayan, nunggu orang selesai makan, sambil duduk di tembok pembatas sungai, dibawah pohon ceri. Tak lama kami pun dapat tempat duduk. Lalu memesan teh botol dingin, dan soto bonin. Tiba di meja, soto bening dengan potongan keroket kering, dan daging urat. Kasih perasan jeruk nipis, segar!

Soto Mang Bonin buka hingga jam 11 siang, kalau sedang beruntung. Kadang sudah kehabisan. Jadi jangan terlambat kalau mau mencicipi Soto Mang Bonin.[irma dana]

Kamis, 11 Oktober 2012

Lumpia Basah Idola Bara...

Yaak! Kembali saya mau bagi-bagi cerita icip-icip kuliner di sekitar kampus IPB (ketauan banget sih anak nangkring kampus -_____-)...
Satu kuliner legendaris yang juga menjadi idola di sekitar Bara itu adalah Lumpia Basah... (bertahun-tahun menikmati, saya tak kunjung tahu nama abangnya sapa. Payah!).

Kalo ngeliat-liat abangnya masak dan meng-icip-icip makanananya, Lumpia Basah ini terdiri dari toge (lumayan banyak togenya), irisan bengkuang (bengkuangnya warna coklat, mungkin dimasak pake gula aren kali yaa), dan telur ayam, ditumis dengan bumbu yang cuma abang-abangnya yang tahu itu campuran apa. Level pedesnya by request, dari gak pedes, sedang, pedes, dan pedes banget...Kemudian, tumisan sayuran tadi dibungkus kulit lumpia yang sudah diolesi adonan warna coklat (yang asumsi saya, itu bahannya dari tepung kanji dan gula aren :D), tidak lupa dibungkus daun pisang daan voilaaa... Bisa dibawa pulang deh.. :D dengan membayar Rp. 5.000 per porsinya. Lumayan bikin kenyanglah...

Lumpia basah ini seperti tadi udah dibilang, dibuat dari toge yang lumayan banyak... Toge terkenal menambah kesuburan untuk pria dan wanita. Hasil membaca artikel ini,ternyata banyak kandungan dari toge yang merujuk pada peningkatan kesuburan... Wauww!!

Sooo gak ada salahnya nyemil lumpia basah sering-sering :P.
Ehh, saya lupa... Kenapa saya bilang idola, karena diwaktu-waktu tertentu... Buat beli lumpia basah ini, diperlukan kesabaran ekstra untuk mengantri karna orang yang mau juga banyak -_____-
Anyway, kalo berkunjung ke kampus IPB, jgn lupa mencoba :D

Rabu, 03 Oktober 2012

Martabak Gang Aut


Seorang kawan pecinta kuliner yg menghabiskan masa kecilnya di Kota Bogor begitu tergila-gila dengan martabak Gang Aut. Apa sih yg membuat nih martabak istimewa dibanding martabak lainnya? Dibuat dengan cinta. Itu saja!

Hati-hati jika datang pada hari Sabtu-Minggu dari hari libur. Kehabisan. Dan nih Bapak akan melenggang pulang ketika adonannya habis. Tidak berpikir untuk menambah jumlah penjualan Koh. Atau menjual franchise. ??


Dulu waktu saya masih SMP, ngkoh membolehkan saya membeli seperempat saja. Saya masih inget. Dan berterimakasih untuk itu. Rasanya masih sama. Enak.

Segitunya tuh kawan cinta sama nih martabak.